Penyeleksian
kondisi adalah salah satu elemen algoritma yang paling sederhana. Penyeleksian
kondisi memungkinkan suatu penyataan dieksekusi hanya jika kondisi terpenuhi
atau tidak terpenuhi. Berikut contoh flowchartnya :
A.
PERNYATAAN IF
.. THEN
Pernyataan if digunakan untuk menguji sebuah kondisi. Bila kondisi
yang diuji terpenuhi, program akan menjalankan pernyataan-pernyataan tertentu;
dan bila kondisi yang diuji slah, program akan berhenti dan tidak menjalankan
apapun. Bentuk umum pernyataan if adalah sebagai berikut
If kondisi
(pernyataan-pernyataan yang dijalankan jika konisi
terpenuhi)
Kondisi itu sendiri merupakan suatu ekspresi bertipe boolean,
artinya hanya dapat bernilai benar (true) atau salah (false).
Contoh :
If (x>0)
then
Writeln (‘x bilangan positif’)
Program ini akan menuliskan ‘x bilangan positif’ jika variabel x
lebih besar dari pada 0 dan program ini akan berhenti atau tidak menjalankan
pernyataan apapun jika x < 0, atau x = 0.
B.
IF TERSARANG
(NESTED IF)
struktur if
tersarang merupakan bentuk dari suatu statement if berada didalam lingkungan
statement if yang lainnya. Bentuk statement if tersarang sebagai berikut :
if kondisi1 then
begin
if kondisi2 then
begin
statement1
end;
else statement2
end;
else
statement3;
C.
PERNYATAAN IF
.. THEN .. ELSE ..
Pernyataan IF
.. ELSE digunakan untuk menguji sebuah kondisi. Bila kondisi yang diuji
trpenuhi, program akan menjalankan pernyataan-pernyataan tertentu; dan bila
kondisi yang diuji salah, program akan menjalankan pernyataan-pernyataan lain.
Bentuk umum pernyataan IF .. ELSE adalah sebagai berikut:
If kondisi then
Begin
(pernyataan-pernyataan
yang dijalankan jika kondisi terpenuhi)
End
Else
Begin
(pernyataan-pernyataan
yang diajlankan jika kondisi TIDAK terepenuhi)
End;
Contoh :
If (x>0) then
Writeln(‘x bilangan positif’)
Else
Writeln(‘x BUKAN bilangan positif’);
Program ini
menuliskan ‘x bilanagn positif’ jika variabel x lebih besar dari pada 0 dan
meenuliskan ‘x BUKAN bilangan positif’ jika x lebih kecil atau sama dengan 0.
Pernyataan IF
.. ELSE diatas tidak diletakkan diantara kata kunci begin dan end, karena
pernyataan yang dieksekusi hanya satu baris, sedang untuk pernyataan lebih dari satu baris maka wajib
diletakkan diantara kata kunci begin dan end.
D.
PERNYATAAN IF
.. THEN .. ELSE IF .. THEN .. ELSE ..
Dalam
kasus-kasus tertentu, terdapat kondisi lebih dari dua yang tidak dimungkinkan
menggunakan pernyataan if .. else. Oleh
sebab itu, untuk menangani kasus tersebut digunakan penyataan if .. else if.
Contoh :
If (x>0) thn
Writeln
(‘x bilangan positif’)
Else if (x<0) then
Writeln
(‘x bilangan negatif’)
Else
Writeln
(‘x adalah nol’);
Pada contoh
diatas, mula-mula program mengecek nilai x > 0 atau tidak. Bila kondisi ini
terpenuhi program akan menulis ‘x bilangan positif’. Sebaliknya bila tidak
terpenuhi, program akan menjalankan pernyataan if kedua untuk mengecek nilai x
< 0 atau tidak. Bila kondisi ini terpenuhi program akan menulis ‘x bilangan
negatif’.dan bila tidak treepenuhi, program menulis ‘x adalah nol’.
E.
Pernyataan
Case
Pernyataan case digunakan untuk
menyederhanakan komtruksi if..else if yang terlalu banyak. Bentuk struktur dari
case-of :
Case Variabel
Kondisi of
Case –
Label 1; Statement 1;
Case –
Label 2; Statement 2;
Case –
Label 3; Statement 3;
Case –
Label 4; Statement 4;
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
Case –
Label n; Statement n;
End; {
end dari case}
Contoh:
If (x =
0) then
Writeln (‘x
bernilai nol’)
Else if
(x = 1) then
Writeln (‘x
bernilai 1’)
Else if
(x = 2) then
Writeln (‘x
bernilai 2’)
Else if
(x = 3) then
Writeln (‘x
bernilai 3’)
Else
Writeln (‘x
tidak bernilai 0, 1, 2, ataupun 3’);
Program diatas dapat diganti menjadi
lebih ringkas dan mudah dibaca dengan program berikut:
Case x
of
0 :
writeln (‘x bernilai 0’);
1 :
writeln (‘x bernilai 1’);
2 :
writeln (‘x bernilai 2’);
3 :
writeln (‘x bernilai 3’);
Else
Writeln (‘x
tidak bernilai 0, 1, 2, ataupun 3’);
End;
0 komentar "PENYELEKSIAN KONDISI", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar